I. Perkembangan Penduduk Indonesia
Pertumbuhan penduduk adalah
perubahan populasi sewaktu-waktu,
dan dapat dihitung sebagai perubahan dalam jumlah individu dalam sebuah
populasi menggunakan “per waktu unit” untuk pengukuran. Sebutan pertumbuhan
penduduk merujuk pada semua spesies, tapi selalu mengarah pada manusia,
dan sering digunakan secara informal untuk sebutan demografi nilai
pertumbuhan penduduk, dan digunakan untuk merujuk pada pertumbuhan penduduk dunia.
Dalam demografi dan ekologi, nilai
pertumbuhan penduduk (NPP) adalah nilai kecil dimana jumlah individu dalam
sebuah populasi meningkat. NPP hanya merujuk pada perubahan populasi pada
periode waktu unit, sering diartikan sebagai persentase jumlah
individu dalam populasi ketika dimulainya periode. Ini dapat dituliskan dalam
rumus: P = Poekt
Cara yang paling umum untuk menghitung
pertumbuhan penduduk adalah rasio,
bukan nilai. Perubahan populasi
pada periode waktu unit dihitung sebagai persentase populasi ketika dimulainya
periode. Ketika pertumbuhan penduduk dapat melewati kapasitas muat suatu wilayah atau
lingkungan hasilnya berakhir dengan kelebihan
penduduk.
Gangguan dalam populasi manusia dapat
menyebabkan masalah seperti polusi dan kemacetan
lalu lintas, meskipun dapat ditutupi perubahan teknologi dan ekonomi.
Wilayah tersebut dapat dianggap “kurang penduduk” bila populasi tidak cukup
besar untuk mengelola sebuah sistem ekonomi. Saat ini
percepatan pertumbuhan penduduk mencapai 1,3 persen per tahun. Ini sudah
mencapai titik yang membahayakan dan harus segera ditekan dengan penggalakan
program Keluarga Berencana (KB). Jika upaya mengatasi laju pertumbuhan penduduk
ini tidak dilaksanakan dengan sungguh-sungguh, maka mustahil sasaran perbaikan
kesejahteraan rakyat dapat tercapai.oleh karena itu kita memerlukan
terobosan-terobosan baru untuk mengendalikan pertumbuhan penduduk me
lalui program-program yang sudah dicanangkan oleh pemerintah,seperti
Keluarga Berencana (KB).
BKKBN
(Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional) dan Pemda serta LSM (Lembaga
Swadaya Masyarakat) untuk meningkatkan sosialisasi penyuluhan KB.Sebab itu,
Presiden SBY meminta agar seluruh pejabat melibatkan diri untuk mendukung
program KB agar benar-benar berhasil, sehingga masa depan masyarakat Indonesia
menjadi cerah, karena berapa pun pertumbuhan ekonomi yang dicapai jika
pertumbuhan penduduk terus membengkak, maka kesejahteraan rakyat tidak akan
pernah berhasil.Presiden juga mengatakan, pembangunan masyarakat Indonesia
perlu memprioritaskan kelompok-kelompok masyarakat yang paling rentan, seperti
anak-anak yatim piatu, anak-anak terlantar,dan masih banyak contoh lainnya. Tahun
ini, jumlah penduduk Indonesia diperkirakan sekitar 230,6 juta jiwa. Tanpa KB,
11 tahun lagi atau pada 2020, penduduk Indonesia akan mencapai 261 juta
manusia.
Tetapi jika KB berhasil menekan angka laju
pertumbuhan 0,5% per tahun, maka jumlah penduduk 2020 hanya naik menjadi
sekitar 246 juta jiwa. Ini berarti KB bisa menekan angka kelahiran sebanyak 15
juta jiwa dalam 11 tahun, atau 1,3 juta jiwa dalam setahun. Jika penurunan laju
pertumbuhan penduduk sebanyak itu bisa tercapai, berarti negara bisa menghemat
triliunan rupiah untuk biaya pendidikan dan pelayanan kesehatan. Selain
itu, dengan jumlah kelahiran yang terkendali, target untuk meningkatkan pendidikan,
kesehatan ibu dan anak, pengurangan angka kemiskinan, dan peningkatan
pendapatan per kapitan dapat lebih mudah direalisasikan.
II.Pertumbuhan
penduduk dan tingkat pendidikan
Pertumbuhan
penduduk adalah perubahan jumlah penduduk di suatu wilayah tertentu pada waktu
tertentu dibandingkan waktu sebelumnya. Misalnya pertumbuhan penduduk Indonesia
dari tahun 1995 ke tahun 2000 adalah perubahan jumlah penduduk Indonesia dari
tahun 1995 sampai 2000.
Selain
merupakan sasaran pembangunan, penduduk juga merupakan pelaku pembangunan. Maka
kualitas penduduk yang tinggi akan lebih menunjang laju pembangunan ekonomi.
Usaha yang dapat dilakukan adalah meningkatkan kualitas penduduk melalui
fasilitas pendidikan, perluasan lapangan pekerjaan dan penundaan usia kawin
pertama.
Di
negara-negara yang anggaran pendidikannya paling rendah, biasanya menunjukkan
angka kelahiran yang tinggi. Tidak hanya persediaan dana yang kurang, tetapi
komposisi usia secara piramida pada penduduk yang berkembang dengan cepat juga
berakibat bahwa rasio antara guru yang terlatih dan jumlah anak usia sekolah
akan terus berkurang. Akibatnya, banyak negara yang sebelumnya mengarahkan
perhatian terhadap pendidikan universitas, secara diam-diam mengalihkan
sasarannya.
Pertambahan
penduduk yang cepat, lepas daripada pengaruhnya terhadap kualitas dan kuantitas
pendidikan, cenderung untuk menghambat perimbangan pendidikan. Kekurangan
fasilitas pendidikan menghambat program persamaan/perimbangan antara laki-laki
dan wanita, pedesaan dan kota, dan antara bagian masyarakat yang kaya dan
miskin.
Pengaruh
daripada dinamika penduduk terhadap pendidikan juga dirasakan pada keluarga.
Penelitian yang dilakukan pada beberapa negara dengan latar belakang budaya
yang berlainan menunjukkan bahwa jika digabungkan dengan kemiskinan, keluarga
dengan jumlah anak banyak dan jarak kehamilan yang dekat, menghambat
perkembangan berfikir anak-anak, berbicara dan kemauannya, di samping kesehatan
dan perkembangan fisiknya. Kesulitan orang tua dalam membiayai anak-anak yang
banyak, lebih mempersulit masalah ini. Pertambahan penduduk yang cepat
menghambat program-program perluasan pendidikan, juga mengarah pada aptisme di
dunia yang kesulitan untuk mengatasinya.
III.Pertumbuhan
penduduk dan tingkat penyakit yang berkaitan
Dalam dalam masalah ini maka
penduduk tidak aka jauh dengan masalah kesehatan atau penyakit yang melanda
penduduk tersebut,dikarenakan lingkungan yang kurang terawat ataupun pemukiman
yang kumuh,seperti limbah pabrik,selokan yang tidak terawat yang menyebabkan
segala penyakit akan melanda para penghuni wilayah tersebut yang mengakibatkan
kematian dan terjadi pengurangan jumlah penduduk. Untuk menjamin kesehatan bagi
semua orang di lingkunan yang sehat, perlu jauh lebih banyak daripada hanya
penggunaan teknologi medikal, atau usaha sendiri dalam semua sektor kesehatan.
Usaha-usaha
secara terintegrasi dari semua sektor, termasuk organisasi-organisasi,
individu-individu, dan masyarakat, diperlukan untuk pengembangan pembangunan
sosio-ekonomi yang berkelanjutan dan manusiawi, menjamin dasar lingkungan hidup
dalam menyelesaikan masalah-masalah kesehatan. Seperti semua makhluk hidup,
manusia juga bergantung pada lingkungannya untuk memenuhi keperluan-keperluan
kesehatan dan kelangsungan hidup.
Kesehatanlah
yang rugi apabila lingkungan tidak lagi memenuhi kebutuhan-kebutuhan manusia
akan makanan, air, sanitasi, dan tempat perlindungan yang cukup dan aman-
karena kurangnya sumber-sumber atau distribusi yang tidak merata. Kesehatanlah
yang rugi apabila orang-orang menghadapi unsur-unsur lingkungan yang tidak
ramah- seperti binatang-binatang mikro, bahan-bahan beracun, musuh bersenjata
atau supir-supir yang mabuk.
Kesehatan
manusia adalah keperluan dasar untuk pembangunan berkelanjutan. Tanpa
kesehatan, manusia tidak dapat membangun apa pun, tidak dapat menentang
kemiskinan, atau melestarikan lingkungan hidupnya. Sebaliknya, pelestarian
lingkungan hidup merupakan hal pokok untuk kesejahteraan manusia dan proses
pembangunan. Lingkungan yang sehat menghasilkan masyarakat yang sehat, sebaliknya
lingkungan yang tidak sehat menyebabkan penyakit yang berbahaya.
IV.Pertumbuhan
penduduk dan kelaparan
Kekurangan
gizi dan angka kematian anak meningkat di sejumlah kawasan yang paling buruk di
Asia dan Pasifik kendati ada usaha internasional untuk menurunkan keadaan itu,
kata sebuah laporan badan kesehatan PBB hari Senin. Organisasi Kesehatan Dunia
(WHO) menegaskan bahwa sasaran kesehatan yang ditetapkan berdasarkan delapan
Tujuan Pembangunan Milenium PBB tahun 2000 tidak akan tercapai pada tahun 2015
berdasarkan kecnderungan sekarang.
Kelaparan
cenderung terpusat di daerah-daerah pedesaan di kalagan penduduk yang tidak
memilki tanah atau para petani yang memiliki kapling yang sempit untuk
memenunhi kebutuhan hidup mereka,” tambah dia. Tidak ada satupun negara-negara
miskin dapat memenuhi tantangan mengurangi tingkat kematian anak. Kematian bayi
meningkat tajam di Surabaya antara tahun 1999 dan 2003, yang menurut data
terakhir yang diperoleh, dari 90 sampai 126 anak per 1.000 kelahiran hidup.
Juga terjadi peningkatan tajam dari 38 menjadi 87 per 1.000 kelahiran hidup.
Untuk
mengurangi jumlah penduduk lapar tersebut, maka menurut Diouf diperlukan
peningkatan produksi dua kali lipat dari sekarang pada tahun 2050. Peningkatan
produksi ini khususnya perlu terjadi di negara berkembang, di mana terdapat
mayoritas penduduk miskin dan lapar. Jumlah penduduk dunia yang mengalami
kelaparan meningkat sekitar 50 juta jiwa selama tahun 2007 akibat dari kenaikan
harga pangan dan krisis energi.
V.Kemiskinan
dan keterbelakangan
Kemiskinan
merupakan permasalah yang paling susah diatasi diseluruh dunia, terutama di
Negara kita, bangsa Indonesia telah mempunyai perhatian besar terhadap
terciptanya masyarakat yang adil dan makmur Program-program pembangunan yang
dilaksanakan selama ini juga selalu memberikan perhatian besar terhadap upaya
pengentasan kemiskinan karena pada dasarnya pembangunan yang dilakukan
bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Meskipun demikian,
masalah kemiskinan sampai saat ini terus-menerus menjadi masalah yang
berkepanjangan. Pada dasarnya ada dua faktor penting yang dapat menyebabkan
kegagalan program penanggulangan kemiskinan di Indonesia. Pertama, program-
program penanggulangan kemiskinan selama ini cenderung berfokus pada upaya
penyaluran bantuan sosial untuk orang miskin.Hal itu, antara lain, berupa beras
untuk rakyat miskin dan program jaring pengaman sosial (JPS) untuk orang
miskin. Upaya seperti ini akan sulit menyelesaikan persoalan kemiskinan yang
ada karena sifat bantuan tidaklah untuk pemberdayaan, bahkan dapat menimbulkan
ketergantungan.
Faktor
penyebab lain yang menyebabkan kemiskinan, kebodohan, dan keterbelakangan
karena otoritas struktural yang dominan. Kemiskinan, misalnya, bisa disebabkan
oleh ulah segelintir orang di struktur pemerintahan yang berlaku tidak adil.
Kemiskinan yang diakibatkan oleh problem struktural disebut “kemiskinan
struktural”. Yaitu kemiskinan yang sengaja diciptakan oleh kelompok struktural
untuk tujuan-tujuan politik tertentu. Persoalan kemiskinan, kebodohan, dan
keterbelakangan juga disebabkan karena tidak berfungsinya sistem yang ada.
Sebab orang-orang yang berada dalam sistem tidak memiliki kemampuan sesuai
dengan posisinya. Akibatnya sistem berjalan tersendat-sendat, bahkan kacau.
Kesalahan menempatkan orang tidak sesuai dengan kompetensinya (one man in the
wrong place) bisa mengakibatkan kondisi bangsa ini menjadi fatal.
Kondisi
masyarakat Indonesia yang masih berkubang dalam kemiskinan, kebodohan, dan
keterbelakangan, jelas berseberangan dengan prinsip-prinsip fitrah manusia.
Fitrah manusia adalah hidup layak, berpengetahuan, dan bukan miskin atau bodoh.
Untuk mengentaskan masyarakat Indonesia dari kubangan kemiskinan, kebodohan,
dan keterbelakangan, pemerintah perlu mengambil kebijakan strategis. Kebijakan
strategis tersebut membutuhkan suatu jalur yang dipandang paling efektif. Dalam
konteks inilah penulis berpendapat bahwa pendidikan merupakan satu-satunya
jalur paling efektif untuk mengentaskan seluruh problem sosial di Indonesia. Meskipun
persoalan kemiskinan bisa saja disebabkan karena struktur dan fungsi struktur
yang tidak berjalan, akan tetapi itu semua mengisyaratkan pada faktor
manusianya. Struktur jelas buatan manusia dan dijalankan oleh manusia pula.
Jadi, persoalan kemiskinan yang bertumpu pada struktur dan fungsi sistem jelas
mengindikasikan problem kesadaran manusianya. Dengan demikian, agenda terbesar
pendidikan nasional adalah bagaimana merombak kesadaran masyarakat Indonesia
agar menjadi kritis.
Kesimpulan
perkembangan penduduk di indonesia sangatlah pesat, dari bidang sdm nya atau
bidang transportasi . ini di karenakan banyak nya angka kelahiran dan kurang
nya angka kematian . Terlebih lagi kelahiran yang tidak diinginkan oleh seorang
wanita akibat pergaulan bebas. Maka dari itu, solusi mencegahnya pertambhan
penduduk yakni dengan merencanakan program-program dari pemerintah yang sudah
di realisasikan di masyarakat Indonesia dengan membuat program KB ( keluarga
berencana ). Mengenai keterbelangan
khususnya dalam bidan ilmu pengetahuan dan tehnologi masyarakat indonesia belum
seberapa kalau dibandingkan dengan negara-negara lain, misalnya Jepang, Cina,
Korea, dll. Penduduk indonesia terutama didaerah pelosok/pedesaan masih minim
tentang ilmu pengetahuan maupun tehnologi, dalam hal ini “Haruskah Kita diam
dengan kenyataan tersebut ???” menurut saya pemerintah harus berupaya
meningkatkan pendidikan diberbagai daerah karena pendidikan merupakan salah
satu pendorong untuk mengurangi kemiskinan, jikalau anak-anak bangsa indonesia
maju akan pendidikan berarti dapat mengimbangi negara lain, kita tidak perlu
lagi memerluka tenaga kerja yang propesional dari negara yang lain, tetapi kita
dapat memamfaatkan pemuda-pemudi indonesia yang memiliki skill dan pengetahuan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar