Seperti apakah
arti kehidupan buat diri anda ? Pastikan anda mengetahui arti suatu kehidupan
dibalik waktu yang berjalan dengan cepatnya. Pelajarilah dan cermatilah bahwa
kehidupan itu bisa di artikan sebagai waktu yang berjalan. Apakah waktu
berputar melawan arah jarum jam ? Tentu tidak !!!
Menurut
saya , arti kehidupan itu bisa diartikan dengan beberapa aspek yang ada salah
satunya waktu. Waktu adalah suatu dimana kita menjalani seluruh aktifitas
dengan ikhlas dan sabar. Maka dari itu , waktu sama halnya dengan kehidupan.
Waktu sangatlah penting bagi seluruh mahkluk ciptaan Allah swt , karena waktu
lah yang dapat membawa kita kedalam kehidupan yang real dan penuh dengan
tantangan. Seperti halnya kita jika belajar dan mencari ilmu di sekolah maupun
diluar sekolah. Hanya , manusialah yang tidak pernah menghargai waktunya
sendiri.
Terbesit
di pikiran kita , apakah yang dilakukan oleh makhluk selain manusia ? Berilah
contoh , binatang dan tumbuhan yang selalu memakai waktunya dengan cermat dan
berguna. Apa saja yang dilakukan binatang di kehidupannya ? Manusia pun
berpikir. Yang dilakukan binatang hanyalah bagaimana mereka dapat hidup di
kehidupan yang keras dan berkembang biak. Sama halnya dengan binatang ,
tumbuhan pun demikian. Tak pernah ada yang melarang mereka untuk tidak
melakukan aktifitasnya seperti pada umumnya.
Bahwa
mereka menyadari , jika mereka membuang waktunya mereka tidak akan bisa
bertahan hidup. Karena kehidupan mereka hanyalah bagaimana cara mendapatkan
makanan dan dapat berkembang biak. Itulah kegiatan binatang dan tumbuhan
sehari-hari dari dulu hingga sekarang ini. Tidak dapat berubah walaupun
kehidupan itu akan dimakan oleh waktu.
Tidak
seperti binatang dan tumbuhan , manusia selalu membuang waktunya dimanpun mereka
berada. Tetapi tidak semua manusia begitu , ada yang sangat menghargai waktu.
Pada zaman dulu , sumber daya manusianya sangat kreatif dan pekerja keras.
Mereka berpikir , karena mereka hidup di dunia tak mungkin selamanya. Oleh
karena itu , mereka membuat percobaan apapun untuk dapat di pakai di masa
depan. Coba anda cermati jika tidak ada manusia dahulu , mungkin manusia
sekarang tidak akan mendapat pengetahuan yang lebih dari itu semua. Walaupun
zaman dulu , bahan materialnya masih sedikit tradisional.
Contohlah
Negara Indonesia yang jumlah penduduknya termasuk 5 besar di dunia. Tetapi
walaupun banyak penduduknya , Indonesia bukan negara maju seperti Amerika
Serikat dan China negara maju yang penduduknya banyak. Sebab di Indonesia itu
sudah mencerminkan budaya Konsumen yang mementingkan kepuasan diri untuk
membeli bahkan tidak terbesit di pikirannya untuk mencoba menghasilkan sesuatu
yang kreatif dan inovatif di masa depan.
Padahal
jika kita cermati dengan seksama , banyak sekali orang Indonesia yang begitu
sangat kreatif dan inovatif yang ada. Namun dengan diiringi oleh perkembangan
zaman , mereka lebih baik menjadi sesuatu di negeri orang dibandingkan di
negeri sendiri. Mengapa demikian ? Setiap halnya di Indonesia itu , mereka yang
mempunyai pemikiran yang kreatif dan inovatif tidak akan merasa beruntung
apabila berkarya di negeri sendiri
(Indonesia) karena mereka tersaingi oleh “mereka-mereka” yang mempunyai “uang” berlimpah yang dapat membuat sesuatu semaunya bahkan diluar nalar logika.
(Indonesia) karena mereka tersaingi oleh “mereka-mereka” yang mempunyai “uang” berlimpah yang dapat membuat sesuatu semaunya bahkan diluar nalar logika.
Banyak
sekali contoh-contoh orang yang menyia-nyiakan waktunya demi “hal”
kesenangannya. Para pelajar , yang seharusnya mereka pada saat masanya untuk belajar malah sibuk dengan kegiatan yang negatif , seperti : pacaran , tawuran , nongkrong , dll. Karena media yang ada sudah mendokrin mereka untuk malas dan menjadikan orang yang bersifat konsumen. Ini nyata yang dapat kita temui disetiap penjuru Indonesia apalagi di kota-kota besar khususnya.
kesenangannya. Para pelajar , yang seharusnya mereka pada saat masanya untuk belajar malah sibuk dengan kegiatan yang negatif , seperti : pacaran , tawuran , nongkrong , dll. Karena media yang ada sudah mendokrin mereka untuk malas dan menjadikan orang yang bersifat konsumen. Ini nyata yang dapat kita temui disetiap penjuru Indonesia apalagi di kota-kota besar khususnya.
Akhirnya
generasi muda yang sudah matang tidak akan mempunyai skill pada bidangnya
masing-masing. Sungguh ironis kah ini ? Mereka ketika ditanya selalu menjawab
“gimana ntar (kumaha engke we ?)” itulah kalimat yang selalu terucap di
perkataan generasi muda zaman sekarang. Seharusnya ketika mereka melihat masa
depan , kalimat yang keluar itu seharusnya “ntar gimana (engke kumaha ?)”.
Itulah kalimat yang tepat untuk generasi muda saat ini.
Sudah
berapa jumlah waktu yang dibuang ? Kalau kita artikan dengan sistem matematis. Mungkin
sudah tak terhingga waktu yang kita buang secara perlahan dan terus menerus.
Untuk apa kita menghargai waktu ? Tentu untuk memaksimalkan waktu dengan
kinerja dan kesempatan yang ada dan tak akan mungkin dapat terlewati , sehingga
waktu yang digunakan berjalan efektif .
Contoh
buruk yang dilakukan media – media yang ada sekarang ini yaitu dengan
menampilkan nilai buruk yang terkandung dalam acara-acara yang setiap hari
diputar dengan semenotonnya. Bagaimana bisa generasi muda belajar apabila waktu
belajarnya itu diselingi oleh acara-acara non berkualitas. Ini jelas akan
berdampak buruk bagi otak kiri , yang diporsir terus menerus dengan dokrinan
yang mengandung unsur buruk.
Pada
saat waktu malam , berapa banyak acara – acara televisi yang diputar ? Tentunya
banyak dan setiap harinya monoton. Dokrinan yang masuk akan dicerna oleh otak
dan akan dilakukan perlahan-lahan dengan seiring berjalannya waktu. Apakah ini
mengisyaratkan zaman sudah semakin hancur ? Apa yang haarus kita perbuat ?
Jangan tanyakan ini pada orang lain , tetapi tanyakan pada diri sendiri yang
mengetahui diri kita. Apakah kita sudah semakin benar apa semakin bertambah
buruk !
Biasa
namun dramatis kalimat yang tepat untuk mereka yang sampai saat ini masih
membuang waaktunya secara mubajir. Dengan kata lain , tidak ada perubahan yang
di lakukannya ketika mengetahui bahwa yang mereka lakukan itu sangat buruk.
Seburuk apakah itu ? Terjawab seburuk buruknya mereka melihat hal buruk ! Ini
bukan contoh melainkan kenyataan yang ada dan sudah terjadi di masyarakat pada
umumnya. Sebisanya kita untuk memaksimalkan dan meminimalisasi waktu yang akan
terjadi dan terulang begitu dan seterusnya akan begitu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar