Jumat, 25 Januari 2013

JANGAN BUANG WAKTUMU



Seperti apakah arti kehidupan buat diri anda ? Pastikan anda mengetahui arti suatu kehidupan dibalik waktu yang berjalan dengan cepatnya. Pelajarilah dan cermatilah bahwa kehidupan itu bisa di artikan sebagai waktu yang berjalan. Apakah waktu berputar melawan arah jarum jam ? Tentu tidak !!!
            Menurut saya , arti kehidupan itu bisa diartikan dengan beberapa aspek yang ada salah satunya waktu. Waktu adalah suatu dimana kita menjalani seluruh aktifitas dengan ikhlas dan sabar. Maka dari itu , waktu sama halnya dengan kehidupan. Waktu sangatlah penting bagi seluruh mahkluk ciptaan Allah swt , karena waktu lah yang dapat membawa kita kedalam kehidupan yang real dan penuh dengan tantangan. Seperti halnya kita jika belajar dan mencari ilmu di sekolah maupun diluar sekolah. Hanya , manusialah yang tidak pernah menghargai waktunya sendiri.
            Terbesit di pikiran kita , apakah yang dilakukan oleh makhluk selain manusia ? Berilah contoh , binatang dan tumbuhan yang selalu memakai waktunya dengan cermat dan berguna. Apa saja yang dilakukan binatang di kehidupannya ? Manusia pun berpikir. Yang dilakukan binatang hanyalah bagaimana mereka dapat hidup di kehidupan yang keras dan berkembang biak. Sama halnya dengan binatang , tumbuhan pun demikian. Tak pernah ada yang melarang mereka untuk tidak melakukan aktifitasnya seperti pada umumnya.
            Bahwa mereka menyadari , jika mereka membuang waktunya mereka tidak akan bisa bertahan hidup. Karena kehidupan mereka hanyalah bagaimana cara mendapatkan makanan dan dapat berkembang biak. Itulah kegiatan binatang dan tumbuhan sehari-hari dari dulu hingga sekarang ini. Tidak dapat berubah walaupun kehidupan itu akan dimakan oleh waktu.
            Tidak seperti binatang dan tumbuhan , manusia selalu membuang waktunya dimanpun mereka berada. Tetapi tidak semua manusia begitu , ada yang sangat menghargai waktu. Pada zaman dulu , sumber daya manusianya sangat kreatif dan pekerja keras. Mereka berpikir , karena mereka hidup di dunia tak mungkin selamanya. Oleh karena itu , mereka membuat percobaan apapun untuk dapat di pakai di masa depan. Coba anda cermati jika tidak ada manusia dahulu , mungkin manusia sekarang tidak akan mendapat pengetahuan yang lebih dari itu semua. Walaupun zaman dulu , bahan materialnya masih sedikit tradisional.
            Contohlah Negara Indonesia yang jumlah penduduknya termasuk 5 besar di dunia. Tetapi walaupun banyak penduduknya , Indonesia bukan negara maju seperti Amerika Serikat dan China negara maju yang penduduknya banyak. Sebab di Indonesia itu sudah mencerminkan budaya Konsumen yang mementingkan kepuasan diri untuk membeli bahkan tidak terbesit di pikirannya untuk mencoba menghasilkan sesuatu yang kreatif dan inovatif di masa depan.
            Padahal jika kita cermati dengan seksama , banyak sekali orang Indonesia yang begitu sangat kreatif dan inovatif yang ada. Namun dengan diiringi oleh perkembangan zaman , mereka lebih baik menjadi sesuatu di negeri orang dibandingkan di negeri sendiri. Mengapa demikian ? Setiap halnya di Indonesia itu , mereka yang mempunyai pemikiran yang kreatif dan inovatif tidak akan merasa beruntung apabila berkarya di negeri sendiri
(Indonesia) karena mereka tersaingi oleh “mereka-mereka” yang mempunyai “uang” berlimpah yang dapat membuat sesuatu semaunya bahkan diluar nalar logika.
            Banyak sekali contoh-contoh orang yang menyia-nyiakan waktunya demi “hal”
kesenangannya. Para pelajar , yang seharusnya mereka pada saat masanya untuk belajar malah sibuk dengan kegiatan yang negatif , seperti : pacaran , tawuran , nongkrong , dll. Karena media yang ada sudah mendokrin mereka untuk malas dan menjadikan orang yang bersifat konsumen. Ini nyata yang dapat kita temui disetiap penjuru Indonesia apalagi di kota-kota besar khususnya.
            Akhirnya generasi muda yang sudah matang tidak akan mempunyai skill pada bidangnya masing-masing. Sungguh ironis kah ini ? Mereka ketika ditanya selalu menjawab “gimana ntar (kumaha engke we ?)” itulah kalimat yang selalu terucap di perkataan generasi muda zaman sekarang. Seharusnya ketika mereka melihat masa depan , kalimat yang keluar itu seharusnya “ntar gimana (engke kumaha ?)”. Itulah kalimat yang tepat untuk generasi muda saat ini.
            Sudah berapa jumlah waktu yang dibuang ? Kalau kita artikan dengan sistem matematis. Mungkin sudah tak terhingga waktu yang kita buang secara perlahan dan terus menerus. Untuk apa kita menghargai waktu ? Tentu untuk memaksimalkan waktu dengan kinerja dan kesempatan yang ada dan tak akan mungkin dapat terlewati , sehingga waktu yang digunakan berjalan efektif .
            Contoh buruk yang dilakukan media – media yang ada sekarang ini yaitu dengan menampilkan nilai buruk yang terkandung dalam acara-acara yang setiap hari diputar dengan semenotonnya. Bagaimana bisa generasi muda belajar apabila waktu belajarnya itu diselingi oleh acara-acara non berkualitas. Ini jelas akan berdampak buruk bagi otak kiri , yang diporsir terus menerus dengan dokrinan yang mengandung unsur buruk.
            Pada saat waktu malam , berapa banyak acara – acara televisi yang diputar ? Tentunya banyak dan setiap harinya monoton. Dokrinan yang masuk akan dicerna oleh otak dan akan dilakukan perlahan-lahan dengan seiring berjalannya waktu. Apakah ini mengisyaratkan zaman sudah semakin hancur ? Apa yang haarus kita perbuat ? Jangan tanyakan ini pada orang lain , tetapi tanyakan pada diri sendiri yang mengetahui diri kita. Apakah kita sudah semakin benar apa semakin bertambah buruk !
            Biasa namun dramatis kalimat yang tepat untuk mereka yang sampai saat ini masih membuang waaktunya secara mubajir. Dengan kata lain , tidak ada perubahan yang di lakukannya ketika mengetahui bahwa yang mereka lakukan itu sangat buruk. Seburuk apakah itu ? Terjawab seburuk buruknya mereka melihat hal buruk ! Ini bukan contoh melainkan kenyataan yang ada dan sudah terjadi di masyarakat pada umumnya. Sebisanya kita untuk memaksimalkan dan meminimalisasi waktu yang akan terjadi dan terulang begitu dan seterusnya akan begitu.
                         

Tidak ada komentar:

Posting Komentar