Masalah Lingkungan
Dalam Pembangunan Industri
I.Pendahuluan
Lingkungan suatu topik yang tidak akan pernah mati untuk
dibahas. Lingkungan adalah kombinasi antara kondisi fisik yang
mencakup keadaan sumber daya alam seperti tanah, air, energi
surya, mineral, serta flora dan fauna yang tumbuh di atas tanah maupun di dalam
lautan dengan kelembagaan yang meliputi ciptaan manusia seperti keputusan
bagaimana menggunakan lingkungan fisik tersebut.
Lingkungan terdiri dari
komponen abiotik dan biotik. Komponen abiotik adalah segala yang
tidak bernyawa seperti tanah, udara, air, iklim, kelembaban, cahaya, bunyi.
Sedangkan komponen biotik adalah segala sesuatu yang bernyawa seperti tumbuhan,
hewan, manusia dan mikro-organisme (virus dan bakteri).
Kita sebagai salah satu makhluk hidup di dunia tidak akan
bisa terpisah dari lingkungan. Lingkungan ini banyak di manfaatkan oleh seluruh
makhluk hidup, salah satunya oleh manusia lingkungan di jadikan kerabat untuk
melakukan kegiatan pembangunan industri.
Namun di balik semua kegiatan pembangunan industri terdapat
banyak masalah yang harus di tindak lanjuti. Misalnya saja pencemaran
lingkungan sebagai dampak dari proses pertambangan umumnya disebabkan
oleh bahan yang dapat berupa faktor kimia, fisika dan biologi. Pencemaran
ini biasanya terjadi di dalam dan di luar pertambangan yang dapat berbeda
antara satu jenis pertambangan dengan jenis pertambangan lainnya. Contoh
Pertambangan minyak bumi yang mempunyai aktivitas mulai dari eksplorasi,
produksi, pemurnian, pengolahan, penganngkutan, dan penjualan tidak lepas dari
berbagai bahaya.
II.Pencemaran dan penyakit yang
timbul akibat proses pertambangan
1. Pembukaan
lahan secara luas
Dalam masalah ini biasanya investor membuka lahan
besar-besaran,ini menimbulkan pembabatan hutan di area tersebut. Di takutkan
apabila area ini terjadi longsor banyak memakan korban jiwa.
2.
Menipisnya SDA yang tidak bisa diperbarui.
Hasil petambangan merupakan Sumber Daya yang Tidak Dapat
diperbarui lagi. Ini menjadi kendala untuk masa-masa yang akan datang. Dan bagi
penerus atau cicit-cicitnya.
3.
Masyarakat dipinggir area pertambangan menjadi risih.
Pertambangan membutuhkan alat-alat besar yang dapat
memecahkan telinga. Dan biasanya kendaraan berlalu-lalang melewati jalanan
warga. Dan terkadang warga menjadi kesal.
4.
Pembuangan limbah pertambangan yang tidak sesuai tempatnya.
Pertambangan banyak yang membuang limbahnya tidak sesuai
tempatnya. Biasanya mereka membuangnya di kali,sungai,ataupun laut. Limbah
tersebut tak jarang dari sedikit tempat pertambangan belum di filter. Hal ini
mengakibatkan rusaknya di sector perairan.
5.
Pencemaran udara atau polusi udara.
Di saat pertambangan memerlukan api untuk meleburkan bahan
mentah,biasanya penambang tidak memperhatikan asap yang di buang ke udara. Hal
inimengakibatkan rusaknya ozon.
Kesimpulan dari materi ini menurut saya pencegahan terhadap
masalah-masalah lingkungan yang akan timbul dalam pembangunan industri harus
cepat dicari solusinya. Beberapa diantaranya seperti perlu adanya
perencanaan yang matang pada setiap pembanguan industri agar dapat di perhitungkan
sebelumya segala pengaruh aktifitas pembangunan industri tersebut terhadap
ligkungan yang lebih luas. Dalam mengambil keputusan pendirian suatu
perindustrian, selain keuntungan yang akan di peroleh harus pula secar
hati-hati di pertimbangkan kelestarian lingkungan. Selain itu
menerapkan Prinsip pencegahan pencemaran (pollution prevention) di setiap
kegiatan industri juga perlu karena pencegahan pencemaran dilaksanakan meliputi
keseluruhan dari proses produksi seperti pemilihan bahan baku yang murni, penggunaan
alat proses yang efisien dan efektif dalam pemakaian bahan, energi, air,
perawatan peralatan untuk optimalisasi proses, dan SDM dalam proses dan
pengelolaan lingkungan.
Keracunan Bahan Logam/Metaloid Pada Industrialisasi
I. Pendahuluan
Banyak Industri-industri yang dibangun oleh pemerintah kita
untuk menyokong perekonomian Indonesia, namun dalam pembangunannya pemerintah
dan pihak pengembang tidak memperhatikan lingkungan tempat dimana industri
tersebut dibangun, seingga banyak sekali lingkungan-lingkungan sekitar proyek
perindustrian tersebut menjadi rusak parah, ini akibat tidak bertanggung
jawabnya pemerintah dalam memperhatikan kelestarian lingkungan.
Berikut ini merupakan masalah lingkungan yang terjadi di areal perindustrian:
1. Udara disekitar industri menjadi sangat buruk, dikarenakan gas buang berupa
asap membumbung tinggi di udara bebas.
2. Daerah sekitar industri menjdi panas, ini akibat adanya peningkatan suhu
yang ekstrim yang dihasilkan oleh gas-gas buang industri tersebut.
3. Tercemarnya sumber-sumber mata air sekitar industri, akibat pembuangan
limbah ke sumber-sumber mata air tersebut.
4. Industri juga dapat mempengaruhi peningkatan pemanasan global (global
warming), yang saat ini sedang dilakukan pencegahan agar tidak lebih meluas.
5. Pembangunan industri dapat menyebabkan banjir karena kurangnya daerah
resapan air, daerah-daerah hijau atau resapan air sudah berubah fungsi menjadi
daerah perindustrian.
6. Polusi suara yang dihasilkan oleh deru-deru mesin produksi yang tak henti-henti,
Polusi suara dapat membisingkan telinga warga yang tinggal disekitar areal
perindustrian.
II. Perlindungan Masyarakat Sekitar
Perusahaan Industri
Organisasi dan industri dituntut untuk meningkatkan
pertanggung jawaban terhadap konservasi lingkungan. Berdasarkan kondisi ini,
maka tuntutan peraturan dunia terhadap pertanggungjawaban organisasi dan
industri dalam pengelolaan lingkungan menjadi meningkat. Konservasi lingkungan
telah menjadi tuntutan dari pelanggan negara maju yang secara sadar melihat pentingnya
perlindungan terhadap lingkungan dilaksanakan sejak dini untuk meminimalkan
kerusakan lingkungan di masa depan, maka berdasarkana kesepakatan international
pada tahun 1996 International Organization for Standardization meluncurkan
suatu standard untuk mengelola lingkungan secara professional di dalam
organisasi dan industri, standard tersebut disebut Sistem Manajemen Lingkungan
ISO 14001:1996. Namun melihat perkembangan industri dewasa ini, pada tahun 2003
dilakukan revisi terhadap system tersebut dan diluncurkan pada tahun 2004.
Standard tersebut untuk selanjutnya disebut ISO 14001:2004.
ISO 14001:2004dibangun atas dasar elemen – elemen yang menetapkan :
1. Spesifikasi aspect dan dampak lingkungan
2. Prosedur dan instruksi kerja yang akurat
3. Proses yang konsisten
4. Kesesuaian dengan tujuan dan target organisasi dalam meningkatkan kinerja
lingkungan
5. Minimasi limbah
6. Keterkaitan dengan peraturan dan perundangan
7. Konsistensi hasil, kejujuran penerapan dan deskripsi produk yang cermat
8. Evaluasi kinerja
9. Kesehatan dan keselamatan pekerja
10. Komunikasi ke pihak – pihak terkait perlindungan lingkungan
ISO 14001:2004 adalah sistem manajemen yang dinamis, dimana dapat diterapkan
bersama system manajemen mutu ISO 9001dan dapat disesuaikan dengan dengan
perubahan organisasi dan industri, perubahan peraturan / perundangan yang
berlaku maupun perubahan ilmu dan teknologi.
III. Keracunan bahan logam/ metalloid
pada industrialisasi
Racun-racun logam/metalloid beserta
persenyawaan-persenyawaannya yang sering terjadi pada industrialisasi adalah
yang berasal dari timah hitam,air raksa, arsen, chromium, berrylium, cadmium,
vanadium dan fosfor.
Disamping racun-racun tersebut diatas terdapat pula
bahan-bahan logam/metalloid lainnya, tetapi tidak begitu banyak dipergunakan
dalam perindustrian dan tidak begitu beracun. Seperti misalnya perak yang
berhasil masuk tubuh bias menyebabkan argyria, tanpa menimbulkan gejala
keracunanyang membahayakan kesehatan.
Beberapa contoh keracunan logam/metalloid:
1. Keracunan oleh timah hitam
Keracunan
timah hitam ini terjadi dalam dua bentuk;
Keracunan oleh timah hitam dan persenyawaan-persenyawaan anorganisnya, seperti
“putih timah hitam”
Keracunan karena pengolahan persenyawaan-persenyawaan organis hitam, seperti
TEL (tetra-etli-timah)
2. Keracunan
air raksa (Hg)
Bentuk
keracunan air raksa ini dapat terjadi:
Sebagai air raksa cair atau uapnya
Sebagai akibat kontak kulit dengan persenyawaan Hg-fulmitat
Sebagai perseyawaan air raksa
3. Keracunan
Arsen
Gejala yang timbul pada keracunan Arsen tidak sama, tergantung kepada jenis
persenyawaannya. Bila:
a.Menghisap atau kontak dengan debu persenyawaannya
arsen anorganik gejalanya setempat akibat terjadinya rangsangan pada kulit atau
selaput lender.
b.Menghisap persenyawaan-persenyawaan
arsen dan zat cair bisa mengakibatkan hancurnya sel-sel sehingga bias
menimbulkan kekurangan darah.
c.Kontak dengan
persenyawaan-persenyawaan arsen organic bisa mengakibatkan local atau
sistematik pada tubuh.
4. Keracunan
fosfor
Yang beracun terutama adalah fosfor putih. Dan ini banyak
dipergunakan sebagai bahan pembuatan racun tikus, racun serangga, pembuatan
pupuk, pembuatan mercon dan kembang api.
Akibat keracunan fosfor sangat kompleks bias menimbulkan kerusakan pada hati,
ginjal, tulang, saluran pencernaan, perdarahan-perdarahan dan bila terhirup ke
paru-paru bias menimbulkan oedema dan kerusakan paru.
Pertambahan penduduk yang cepat mempunyai Implikasi pada
berbagai bidang. Bertambahnya penduduk yang cepat ini mengakobatkan tekanan
pada sektor penyediaan fasilitas tenaga kerja yang tidak mungkin dapat
ditampung dari sektor pertanian. Maka untuk perluasan kesempatan kerja, sector
industri perlu ditingkatkanbaik secara kualitas maupun kuantitas. Peningkatan
secara bertahap di berbagai bidang industri akan menyebabkan secara
beransur-ansur tidak akan lagi tergantung kepada hasil produksi luar negeri
dalam memenuhi kebutuhan hidup.
Walaupun telah digariskan oleh pemerintah bahwa dalam
peningkatan pembangunan industri hendaknya jangan sampai membawa akibat
rusaknya lingkungan hidup, dalam kenyataanya yang lebih banyak diperhatikan
dalam pendirian industri sekarang adalah keuntungan-keuntungan dari hasil
produksinya.sedikit sekali perhatian terhadap masalah lingkungan,sehingga
pendirian industri tersebut akan mengakibatkan pencemaran lingkungan oleh hasil
buangannya yang kadang-kadang diabaikan.
Oleh karena itu perlu adanya perencanaan yang matang pada
setiap pembangunan industri agar dapat diperhitungkan sebelumnya segala
pengaruh aktivitas pembangunan industri tersebut terhadap lingkungan yang lebih
luas. Dalam mengambil keputusan pendirian sesuatu perindustrian, selain
keuntungan yang akan diperoleh harus pula secara hati-hati dipertimbagkan
kelesetarian lingkungan. Dibawah ini prinsip yang perlu diperhatikan dalam
pembangunan proyek indutri terhadap lingkungan sekitarnya.
Keracunan Bahan Organis Pada Industrialisasi
I. Pendahuluan
MANUSIA bukan hanya menderita sakit karena menghirup udara
yang tercemar, tetapi juga akibat mengasup makanan yang tercemar logam berat.
Sumbernya sayur-sayuran dan buah-buahan yang ditanam di lingkungan yang
tercemar atau daging dari ternak yang makan rumput yang sudah mengandung logam
berat yang sangat berbahaya bagi kesehatan manusia.
Akhir-akhir ini kasus keracunan logam berat yang berasal dari
bahan pangan semakin meningkat jumlahnya. Pencemaran logam berat terhadap alam
lingkungan merupakan suatu proses yang erat hubungannya dengan penggunaan bahan
tersebut oleh manusia.
Pencemaran lingkungan oleh logam berat dapat terjadi jika
industri yang menggunakan logam tersebut tidak memperhatikan keselamatan
lingkungan, terutama saat membuang limbahnya. Logam-logam tertentu dalam
konsentrasi tinggi akan sangat berbahaya bila ditemukan di dalam lingkungan
(air, tanah, dan udara).
Sumber utama kontaminan logam berat sesungguhnya berasal dari
udara dan air yang mencemari tanah. Selanjutnya semua tanaman yang tumbuh di
atas tanah yang telah tercemar akan mengakumulasikan logam-logam tersebut pada
semua bagian (akar, batang, daun dan buah).
Ternak akan memanen logam-logam berat yang ada pada tanaman
dan menumpuknya pada bagian-bagian dagingnya. Selanjutnya manusia yang termasuk
ke dalam kelompok omnivora (pemakan segalanya), akan tercemar logam tersebut
dari empat sumber utama, yaitu udara yang dihirup saat bernapas, air minum,
tanaman (sayuran dan buah-buahan), serta ternak (berupa daging, telur, dan
susu).
Sesungguhnya, istilah logam berat hanya ditujukan kepada
logam yang mempunyai berat jenis lebih besar dari 5 g/cm3. Namun, pada
kenyataannya, unsur-unsur metaloid yang mempunyai sifat berbahaya juga
dimasukkan ke dalam kelompok tersebut. Dengan demikian, yang termasuk ke dalam
kriteria logam berat saat ini mencapai lebih kurang 40 jenis unsur. Beberapa
contoh logam berat yang beracun bagi manusia adalah: arsen (As), kadmium (Cd),
tembaga (Cu), timbal (Pb), merkuri (Hg), nikel (Ni), dan seng (Zn).
a. Arsen
Arsen (As) atau sering disebut arsenik adalah suatu zat kimia
yang ditemukan sekitar abad-13. Sebagian besar arsen di alam merupakan bentuk
senyawa dasar yang berupa substansi inorganik. Arsen inorganik dapat larut
dalam air atau berbentuk gas dan terpapar pada manusia. Menurut National
Institute for Occupational Safety and Health (1975), arsen inorganik
bertanggung jawab terhadap berbagai gangguan kesehatan kronis, terutama kanker.
Arsen juga dapat merusak ginjal dan bersifat racun yang sangat kuat.
b. Merkuri
Merkuri (Hg) atau air raksa adalah logam yang ada secara
alami, merupakan satu-satunya logam yang pada suhu kamar berwujud cair. Logam
murninya berwarna keperakan, cairan tak berbau, dan mengkilap. Bila dipanaskan
sampai suhu 3570C, Hg akan menguap. Selain untuk kegiatan penambangan emas,
logam Hg juga digunakan dalam produksi gas klor dan soda kaustik, termometer,
bahan tambal gigi, dan baterai.
Walaupun Hg hanya terdapat dalam konsentrasi 0,08 mg/kg kerak
bumi, logam ini banyak tertimbun di daerah penambangan. Hg lebih banyak
digunakan dalam bentuk logam murni dan organik daripada bentuk anorganik. Logam
Hg dapat berada pada berbagai senyawa. Bila bergabung dengan klor, belerang,
atau oksigen, Hg akan membentuk garam yang biasanya berwujud padatan putih.
Garam Hg sering digunakan dalam krim pemutih dan krim antiseptik.
c. Timbal
Logam timbal (Pb) merupakan logam yang sangat populer dan
banyak dikenal oleh masyarakat awam. Hal ini disebabkan oleh banyaknya Pb yang
digunakan di industri nonpangan dan paling banyak menimbulkan keracunan pada
makhluk hidup. Pb adalah sejenis logam yang lunak dan berwarna cokelat
kehitaman, serta mudah dimurnikan dari pertambangan.
Dalam pertambangan, logam ini berbentuk sulfida logam (PbS),
yang sering disebut galena. Senyawa ini banyak ditemukan dalam pertambangan di
seluruh dunia. Bahaya yang ditimbulkan oleh penggunaan Pb ini adalah sering
menyebabkan keracunan.
Logam Pb banyak digunakan pada industri baterai, kabel, cat
(sebagai zat pewarna), penyepuhan, pestisida, dan yang paling banyak digunakan
sebagai zat antiletup pada bensin. Pb juga digunakan sebagai zat penyusun patri
atau solder dan sebagai formulasi penyambung pipa yang mengakibatkan air untuk
rumah tangga mempunyai banyak kemungkinan kontak dengan Pb (Saeni, 1997).
Logam Pb dapat masuk ke dalam tubuh melalui pernapasan,
makanan, dan minuman. Logam Pb tidak dibutuhkan oleh manusia, sehingga bila
makanan tercemar oleh logam tersebut, tubuh akan mengeluarkannya sebagian.
Sisanya akan terakumulasi pada bagian tubuh tertentu seperti ginjal, hati,
kuku, jaringan lemak, dan rambut.
d. Tembaga
Tidak seperti logam-logam Hg, Pb, dan Cd, logam tembaga (Cu)
merupakan mikroelemen esensial untuk semua tanaman dan hewan, termasuk manusia.
Logam Cu diperlukan oleh berbagai sistem enzim di dalam tubuh manusia. Oleh
karena itu, Cu harus selalu ada di dalam makanan. Yang perlu diperhatikan
adalah menjaga agar kadar Cu di dalam tubuh tidak kekurangan dan juga tidak
berlebihan.
Kebutuhan tubuh per hari akan Cu adalah 0,05 mg/kg berat
badan. Pada kadar tersebut tidak terjadi akumulasi Cu pada tubuh manusia
normal. Konsumsi Cu dalam jumlah yang besar dapat menyebabkan gejala-gejala
yang akut.
Logam Cu yang digunakan di pabrik biasanya berbentuk organik
dan anorganik. Logam tersebut digunakan di pabrik yang memproduksi alat-alat
listrik, gelas, dan zat warna yang biasanya bercampur dengan logam lain seperti
alloi dengan Ag, Cd, Sn, dan Zn.
Garam Cu banyak digunakan dalam bidang pertanian, misalnya
sebagai larutan “Bordeaux” yang mengandung 1-3% CuSO4 untuk membasmi jamur pada
sayur dan tumbuhan buah. Senyawa CuSO4 juga sering digunakan untuk membasmi
siput sebagai inang dari parasit, cacing, dan juga mengobati penyakit kuku pada
domba (Darmono, 1995).
e. Sumber
Kontaminan
Kandungan alamiah logam pada lingkungan dapat berubah-ubah,
tergantung pada kadar pencemaran oleh ulah manusia atau perubahan alam, seperti
erosi. Kandungan logam tersebut dapat meningkat bila limbah perkotaan,
pertambangan, pertanian, dan perindustrian yang banyak mengandung logam berat
masuk ke lingkungan.
Dari berbagai limbah tersebut, umumnya yang paling banyak
mengandung logam berat adalah limbah industri. Hal ini disebabkan senyawa atau
unsur logam berat dimanfaatkan dalam berbagai industri, baik sebagai bahan
baku, katalisator, maupun sebagai bahan tambahan.
Penyebab utama logam berat menjadi bahan pencemar berbahaya
adalah karena sifatnya yang tidak dapat dihancurkan (nondegradable) oleh
organisme hidup yang ada di lingkungan. Akibatnya, logam-logam tersebut
terakumulasi ke lingkungan, terutama mengendap di dasar perairan membentuk
senyawa kompleks bersama bahan organik dan anorganik secara adsorbsi dan
kombinasi.
Arsen banyak ditemukan di dalam air tanah. Hal ini disebabkan
arsen merupakan salah satu mineral yang memang terkandung dalam susunan batuan
bumi. Arsen dalam air tanah terbagi dalam dua bentuk, yaitu bentuk tereduksi,
terbentuk dalam kondisi anaerobik, sering disebut arsenit. Bentuk lainnya
adalah bentuk teroksidasi, terjadi pada kondisi aerobik, umum disebut sebagai
arsenat (Jones, 2000).
Hg anorganik (logam dan garam Hg) terdapat di udara dari
deposit mineral dan dari area industri. Logam Hg yang ada di air dan tanah
terutama berasal dari deposit alam, buangan limbah, dan akitivitas vulkanik.
Logam Hg dapat pula bersenyawa dengan karbon membentuk senyawa Hg organik.
Senyawa Hg organik yang paling umum adalah metil merkuri,
yang terutama dihasilkan oleh mikroorganisme (bakteri) di air dan tanah. Bila
bakteri itu kemudian termakan oleh ikan, ikan tersebut cenderung memiliki
konsentrasi merkuri yang tinggi.
Logam ini digunakan secara luas untuk mengekstrak emas dari
bijihnya, baik sebelum maupun sesudah proses sianidasi digunakan. Ketika Hg
dicampur dengan bijih tersebut, Hg akan membentuk amalgam dengan emas atau
perak. Untuk mendapatkan emas dan perak, amalgam tersebut harus dibakar untuk
menguapkan merkurinya.
Para penambang emas tradisional menggunakan merkuri untuk
menangkap dan memisahkan butir-butir emas dari butir-butir batuan. Endapan Hg
ini disaring menggunakan kain untuk mendapatkan sisa emas. Endapan yang
tersaring kemudian diremas-remas dengan tangan. Air sisa-sisa penambangan yang
mengandung Hg dibiarkan mengalir ke sungai dan dijadikan irigasi untuk lahan
pertanian.
Selain itu, komponen merkuri juga banyak tersebar di karang,
tanah, udara, air, dan organisme hidup melalui proses fisik, kimia, dan biologi
yang kompleks. Walaupun mekanisme keracunan merkuri di dalam tubuh belum
diketahui dengan jelas, beberapa hal mengenai daya racun merkuri dapat
dijelaskan sebagai berikut (Fardiaz, 1992):
1. Semua
komponen merkuri dalam jumlah cukup, beracun terhadap tubuh.
2. Masing-masing komponen merkuri mempunyai perbedaan karakteristik dalam daya
racun, distribusi, akumulasi, atau pengumpulan, dan waktu retensinya di dalam
tubuh.
3. Transformasi biologi dapat terjadi di dalam lingkungan atau di dalam tubuh,
saat komponen merkuri diubah dari satu bentuk ke bentuk lainnya.
4. Pengaruh buruk merkuri di dalam tubuh adalah melalui penghambatan kerja
enzim dan kemampuannya untuk berikatan dengan grup yang mengandung sulfur di
dalam molekul enzim dan dinding sel.
5. Kerusakan tubuh yang disebabkan merkuri biasanya bersifat permanen, dan
sampai saat ini belum dapat disembuhkan.
Sumber kontaminan timbal (Pb) terbesar dari buatan manusia
adalah bensin beraditif timbal untuk bahan bakar kendaraan bermotor.
Diperkirakan 65 persen dari semua pencemaran udara disebabkan emisi yang
dikeluarkan oleh kendaraan bermotor.
Cemaran logam Cu pada bahan pangan pada awalnya terjadi
karena penggunaan pupuk dan pestisida secara berlebihan. Meskipun demikian,
pengaruh proses pengolahan akan dapat mempengaruhi status keberadaan tersebut
dalam bahan pangan.
Cemaran tembaga (Cu) terdapat pada sayuran dan buah-buahan
yang disemprot dengan pestisida secara berlebihan. Penyemprotan pestisida banyak
dilakukan untuk membasmi siput dan cacing pada tanaman sayur dan buah.
Arsen terkandung dalam ikan dan makanan laut lainnya, seperti
udang, cumi-cumi, dan kerang. Kandungan arsen dalam makanan laut mencapai angka
lebih dari 4,5 mikrogram arsen/g berat basah. Arsen juga terdapat dalam daging
dan sayur-sayuran, namun jumlahnya amat kecil. @
i. Dari
Tremor Sampai ke Kematian
Sulit untuk menduga seberapa besar akibat yang ditimbulkan
oleh adanya logam berat dalam tubuh. Namun, sebagian besar toksisitas yang disebabkan
oleh beberapa jenis logam berat seperti Pb, Cd, dan Hg adalah karena
kemampuannya untuk menutup sisi aktif dari enzim dalam sel.
Hg mempunyai bentuk kimiawi yang berbeda-beda dalam
menimbulkan keracunan pada mahluk hidup, sehingga menimbulkan gejala yang
berbeda pula. Toksisitas Hg dalam hal ini dibedakan menjadi dua bagian, yaitu
toksisitas organik dan anorganik.
Pada bentuk anorganik, Hg berikatan dengan satu atom karbon
atau lebih, sedangkan dalam bentuk organik, dengan rantai alkil yang pendek. Senyawa
tersebut sangat stabil dalam proses metabolisme dan mudah menginfiltrasi
jaringan yang sukar ditembus, misalnya otak dan plasenta. Senyawa tersebut
mengakibatkan kerusakan jaringan yang irreversible, baik pada orang dewasa
maupun anak (Darmono, 1995).
Toksisitas Hg anorganik menyebabkan penderita biasanya
mengalami tremor. Jika terus berlanjut dapat menyebabkan pengurangan
pendengaran, penglihatan, atau daya ingat.
Senyawa merkuri organik yang paling populer adalah metil merkuri yang
berpotensi menyebabkan toksisitas terhadap sistem saraf pusat. Kejadian
keracunan metil merkuri paling besar pada makhluk hidup timbul di tahun 1950-an
di Teluk Minamata, Jepang yang terkenal dengan nama Minamata Disease.
Timbal (Pb) dapat masuk ke dalam tubuh melalui pernapasan,
makanan, dan minuman. Accidental poisoning seperti termakannya senyawa timbal
dalam konsentrasi tinggi dapat mengakibatkan gejala keracunan timbal seperti
iritasi gastrointestinal akut, rasa logam pada mulut, muntah, sakit perut, dan
diare.
Menurut Darmono (1995), Pb dapat mempengaruhi sistem saraf,
inteligensia, dan pertumbuhan. Pb di dalam tubuh terikat pada gugus SH dalam
molekul protein dan hal ini menyebabkan hambatan pada aktivitas kerja sistem
enzim. Efek logam Pb pada kesehatan manusia adalah menimbulkan kerusakan otak,
kejang-kejang, gangguan tingkah laku, dan bahkan kematian.
Toksisitas logam Cu pada manusia, khususnya anak-anak,
biasanya terjadi karena CuSO4. Beberapa gejala keracunan Cu adalah sakit perut,
mual, muntah, diare, dan beberapa kasus yang parah dapat menyebabkan gagal
ginjal dan kematian (Darmono, 1995).
Senyawa arsen sangat sulit dideteksi karena tidak memiliki
rasa yang khas atau ciri-ciri pemaparan lain yang menonjol. Gejala keracunan
senyawa arsen terutama adalah sakit di kerongkongan, sukar menelan, menyusul
rasa nyeri lambung dan muntah-muntah. Kompensasi dari pemaparan arsen terhadap
manusia adalah kanker, terutama kanker paru-paru dan hati. Terpapar arsen di
udara juga dapat menyebabkan pembentukan kanker kulit pada manusia. @
ii. Awas,
Koran Bekas
Usaha-usaha untuk menanggulangi pencemaran logam berat di
Indonesia sampai saat ini belum banyak dilakukan. Hal ini terutama karena
sebagian besar industri di Indonesia belum mempunyai sarana pengolahan limbah
yang memadai.
Usaha yang dapat kita lakukan untuk menghindari bahaya logam
berat, antara lain dengan menghindari sumber bahan pangan yang memiliki risiko
mengandung logam berat, mencuci dan mengolah bahan pangan yang akan dikonsumsi
dengan baik dan benar.
Selain itu, kita juga perlu memperhatikan dan peduli terhadap
lingkungan agar pencemaran tidak semakin bertambah jumlahnya. Peningkatan
pengetahuan mengenai logam berat juga dapat bermanfaat dan membuat kita lebih
waspada terhadap pencemaran logam berat.
Logam berat di dalam bahan pangan ternyata tidak hanya
terdapat secara alami, namun juga dapat merupakan hasil migrasi dari bahan
pengemasnya. Oleh karena itu, pengemasan bahan pangan harus dilakukan secara
hati-hati. Pengemasan makanan dengan menggunakan kertas koran bekas tentu tidak
tepat karena memungkinkan terjadinya migrasi logam berat (terutama Pb) dari
tinta pada koran ke makanan. Pengemasan makanan dengan bahan yang memiliki
aroma kuat, seperti PVC (Poly Vinyl Chloride) dan styrofoam, memungkinkan
terjadinya migrasi arsen ke makanan.
Perlindungan Masyarakat Sekitar Perusahaan Industri
Masyarakat sekitar suatu perusahaan industri harus dilindungi
dari pengaruh-pengaruh buruk yang mungkin ditimbulkan oleh industrialisasi dari
kemungkinan pengotoran udara, air, makanan, tempat sekitar dan lain-lain oleh
sampah, air bekas dan udara dari perusahaan-perusahaan industri.
Semua perusahaan industri harus memperhatikan kemungkinan
adanya pencemaran lingkungan, dimana segala macam hasil buangan sebelum dibuang
harus betul-betul bebas dari bahan yang bisa meracuni.
Untuk maksud tersebut, sebelum bahan-bahan tadi keluar dari
suatu industri harus diolah dahulu melalui proses pengolahan. Cara pengolahan
ini tergantung dari bahan apa yang dikeluarkan. Bila gas atau uap beracun bisa
dengan cara pembakaran atau dengan cara pencucian melalui proses kimia sehingga
uadara atau uapyang keluar bebas dari bahan-bahan yang berbahaya.
Pemilihan
cara ini pada umumnya didasarkan atas faktor-faktor :
a. Bahaya tidaknya bahan-bahan buangan tersebut
b. Besarnya biaya agar secara ekonomi tidak merugikan perusahaan
c. Derajat efektifnya cara yang dipakai
d. Kondisi lingkungan setempat
Selain oleh bahan-bahan buangan, masyarakat juga harus
terlindungi dari bahaya-bahaya oleh karena produk-produknya sendiri dari suatu
industri. Dalam hal ini pihak konsumen harus terhindar dari kemungkinan
keracunan atau terkenanya penyakit oleh hasil-hasil produksi. Karena itu
sebelum dikeluarkan dari perusahaan produk-produk ini perlu pengujian terlebih
dahulu secara seksama dan teliti apakah tidak akan merugikan masyarakat.
Perlindungan masyarakat dari bahaya-bahaya yang mungkin
ditimbulkan oleh produk-produk industri adalah tugas wewenang Departemen
Keindustrian, PUTI, Kesehatan, dan lain-lain. Dalam hal ini lembaga Konsumen
Nasional akan sangat membantu masyarakat dari bahaya-bahay ketidakbaikan
hasil-hasil produk khususnya bagi para konsumen umumnya bagi kepentingan
masyarakat secara luas.
Kesimpulan menurut saya, masyarakat yang tinggal di sekitar
kegiatan perusahaan industri memang harus dilindungi. Pertama, masyarakat itu
sendiri harus memilih tempat tinggal yang baik dan nyaman, jangan memilih
tempat tinggal yang terlalu berdekatan dengan kawasan industri. Kedua, dari
pihak perusahaan tersebut. Mereka harus mementingkan keadaan masyarakat sekitar
supaya tidak mengganggu bahkan membahayakan masyarakat karena pekerjaan
perusahaannya.
Analisis Dampak
Lingkungan
i.Pengertian AMDAL
Sebelum suatu usaha atau proyek dijalankan, sebaiknya
dilakukan terlebih dahulu studi tentang dampak lingkungan yang bakal timbul,
baik dampak sekarang maupun dimasa yang akan datang. Studi ini disamping untuk
mengetahui dampak yang akan timbul, juga mencarikan jalan keluar untuk
mengatasi dampak tersebut. Studi inilah yang kita kenal dengan nama
a.Analisis Dampak Lingkungan Hidup
(AMDAL).
Pengertian Analisis Dampak Lingkungan Hidup (AMDAL) menurut
PP No. 27 Tahun 1999 Pasal 1 adalah telaahan secara cermat dan mendalam tentang
dampak besar dan penting suatu rencana usaha dan kegiatan. Arti lain analisis
dampak lingkungan hidup adalah teknik untuk menganalisis apakah proyek yang
akan dijalankan akan mencemarkan lingkungan atau tidak dan jika ya, maka
diberikan jalan alternatif pencegahannya.
b.Dampak yang ditimbulkan
Perlunya dilakukan studi AMDAL sebelum usaha dilakukan
mengingat kegiatan-kegiatan investasi pada umumnya akan mengubah lingkungan
hidup. Oleh karena itu, menjadi penting untuk memerhatikan komponen-komponen
lingkungan hidup sebelum investasi dilakukan.
Adapun komponen lingkungan hidup yang harus dipertahankan dan dijaga serta
dilestarikan fungsinya, antara lain:
1. Hutan lindung, hutan konservasi, dan cagar biosfer.
2. Sumber daya manusia.
3. Keanekaragaman hayati.
4. Kualitas udara.
5. Warisan alam dan warisan udara.
6. Kenyamanan lingkungan hidup.
7. Nilai-nilai budaya yang berorientasi selaras dengan
lingkungan hidup.
Kemudian, komponen lingkungan hidup yang akan berubah secara
mendasar dan penting bagi masyarakat disekitar suatu rencana usaha dan/atau
kegiatan, seperti antara lain:
1. Kepemilikan dan penguasaan lahan
2. Kesempatan kerja dan usaha
3. Taraf hidup masyarakat
4. Kesehatan masyarakat
Berikut ini dampak negatif yang mungkin akan timbul, jika
tidak dilakukan AMDAL secara baik dan benar adalah sebagai berikut:
1. Terhadap tanah dan kehutanan
a. Menjadi tidak subur atau tandus.
b. Berkurang jumlahnya.
c. Terjadi erosi atau bahkan banjir.
d. Tailing bekas pembuangan hasil pertambangan akan merusak
aliran sungai berikut hewan dan
tumbuhan yang ada disekitarnya.
e. Pembabatan hutan yang tidak terencana akan merusak hutan
sebagai sumber resapan air.
f. Punahnya keanekaragaman hayati, baik flora maupun fauna,
akibat rusaknya hutan alam yang terkena dampak dengan adanya proyek/usaha.
2.
Terhadap air
a. Mengubah warna sehingga tidak dapat digunakan lagi
untuk keperluan sehari-hari.
b. Berubah rasa sehingga berbahaya untuk diminum karena
mungkin mengandung zat-zat yang berbahaya.
c. Berbau busuk atau menyengat.
d. Mengering sehingga air disekitar lokasi menjadi berkurang.
e. Matinya binatang air dan tanaman disekitar lokasi akibat
dari air yang berubah warna dan rasa.
f. Menimbulkan berbagai penyakit akibat pencemaran terhadap
air bila dikonsumsi untuk keperluan sehari-hari.
3.
Terhadap udara
a. Udara disekitar lokasi menjadi berdebu
b. Dapat menimbulkan radiasi-radiasi yang tidak dapat dilihat
oleh mata seperti proyek bahan kimia.
c. Dapat menimbulkan suara bising apabila ada proyek
perbengkelan.
d. Menimbulkan aroma tidak sedap apabila ada usaha peternakan
atau industri makanan.
e. Dapat menimbulkan suhu udara menjadi panas, akibat daripada
keluaran industri tertentu.
Alternatif penyelesaian yang dapat dilakukan untuk mengatasi
dampak diatas adalah sebagai berikut:
1. Terhadap tanah
a. Melakukan rehabilitasi.
b. Melakukan pengurukan atau penimbunan terhadap berbagai
penggalian yang menyebabkan tanah menjadi berlubang.
2.
Terhadap air
a. Memasang filter/saringan air.
b. Memberikan semacam obat untuk menetralisir air yang
tercemar.
c. Membuat saluran pembuangan yang teratur ke daerah tertentu.
3.
Terhadap udara
a. Memasang alat kedap suara untuk mencegah suara bising.
b. Memasang saringan udara untuk menghindari asap dan debu.
4.
Terhadap karyawan
a. Menggunakan peralatan pengaman.
b. Diberikan asuransi jiwa dan kesehatan kepada setiap
pekerja
c. Menyediakan tempat kesehatan untuk pegawai perusahaan yang
terlibat.
5.
Terhadap masyarakat sekitar
a. Menyediakan tempat kesehatan secara gratis kepada
masyarakat.
b. Memindahkan masyarakat ke lokasi yang lebih aman.
ii.Tujuan dan kegunaan AMDAL
Tujuan AMDAL adalah menduga kemungkinan terjadinya dampak
dari suatu rencana usaha dan/atau kegiatan. Berikut adalah hal-hal yang harus
dilakukan dalam rangka mencapai tujuan studi AMDAL:
1. Mengidentifikasi semua rencana usaha yang akan
dilaksanakan
2. Mengidentifikasi komponen-komponen lingkungan hidup yang
akan terkena dampak besar dan penting.
3. Memperkirakan dan mengevaluasi rencana usaha yang
menimbulkan dampak besar dan penting terhadap lingkungan hidup.
4. Merumuskan RKL dan RPL.
Kegunaan dilaksanakannya studi AMDAL:
1. Sebagai bahan bagi perencana dan pengelola usaha dan
pembangunan wilayah.
2. Membantu proses pengambilan.
3. Memberi masukan untuk penyusunan desain rinci teknis dari
rencana usaha.
4. Memberi masukan untuk penyusunan rencana pengelolaan dan
pemantauan lingkungan hidup dari rencana usaha.
5. Memberi informasi kepada masyarakat atas dampak yang
ditimbulkan dari suatu rencana usaha.
iii.Prakiraan dampak besar dan
penting
Dampak besar dan terpenting dalam studi AMDAL menurut pedoman
penyusunan AMDAL hendaknya dimuat hal-hal sebagai berikut:
1. Prakiraan secara dampak usaha pada saat prakonstruksi,
konstruksi operasi, dan pascaoperasi terhadap lingkungan hidup.
2. Penentuan arti penting perubahan lingkungan hidup bagi
masyarakat diwilayah studi rencana usaha dan pemerintahan dengan mengacu pada
pedoman penentuan dampak.
3. Dalam melakukan telaah butir 1 & 2 tersebut
diperhatikan dampak yang bersifat langsung dan tidak langsung.
4. Mengingat usaha atau kegiatan masih berada pada tahap
pemilihan alternatif usaha maka telaahan dilakukan untuk masing-masing
alternatif.
5. Dalam melakukan analisis prakiraan dampak penting agar
digunakan metode-metode formal secara sistematis.
iv.Evaluasi dampak besar dan penting
Hasil evaluasi mengenai hasil telaahan dampak dari rencana
usaha selanjutnya menjadi masukan bagi instansi yang bertanggungjawab untuk
memutuskan kelayakan lingkungan hidup dari rencana usaha sebagaimana dimaksud
dalam PP No. 27 Tahun 1999.
1. Telaahan terhadap dampak besar dan penting
a. Yang dimaksud dengan evaluasi dampak yang bersifat
holistis adalah telaah secara totalitas terhadap beragam dampak besar dan
penting lingkungan hidup.
b. Telaahan secara holistis dengan menggunakan metode-metode
evaluasi yang lazim dan sesuai dengan kaidah metode evaluasi dampak penting
dalam AMDAL sesuai keperluannya.
c. Dampak-dampak besar dan penting yang dihasilkan dari
evaluasi disajikan sebagai dampak-dampak besar dan penting yang harus dikelola.
2.
Telaahan sebagai dasar pengelolaan
a. Hubungan sebab akibat (kausatif) antara rencana usaha
kegiatan dan rona lingkungan hidup dengan dampak positif dan negatif yang
mungkin timbul.
b. Ciri dampak penting juga perlu dikemukakan dengan jelas.
c. Identifikasi kesenjangan antara perubahan yang diinginkan
dan perubahan yang mungkin terjadi akibat kegiatan pembangunan.
d. Kemungkinan seberapa luas daerah yang akan terkena dampak
penting pembangunan.
e. Analisis bencana alam dan analisis resiko bila rencana
usaha berasa dalam daerah bencana alam atau dekat sumber bencana alam.
Pembangunan Industri, Pertumbuhan Ekonomi dan
Lingkungan Hidup
I.Pendahuluan
Lingkungan hidup adalah sistem yang merupakan kesatuan ruang
dengan semua benda, daya, keadaan dan makhluk hidup, termasuk di dalamnya
manusia dengan perilakunya, yang mempengaruhi kelangsungan peri kehidupannya
dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya.
Teknologi yang dikembangkan dalam menunjang industri di
Indonesia diharapkan akan menunjukan pertumbuhan ekonomi. Struktur suatu negara
dapat dilihat dari berbagai sudut tinjauan. Dalam hal ini, struktur ekonomi
dapat dilihat setidak-tidaknya berdasarkan empat sudut tinjauan, yaitu :
1. Tinjauan Makro-Sektoral
2. Tinjauan keruangan
3. Tinjauan penyelenggaraan kenegaraan
4. Tinjauan birokrasi pengambil keputusan
Struktur
ekonomi suatu Negara dapat dilihat dari berbagai sudut tinjauan. Dalam hal ini,
struktur ekonomi dapat dilihat setidak-tidaknya berdasarkan empat macam sudut
tinjauan, yaitu:
1. Tinjauan
makro-sektoral
2. Tinjauan
keruangan
3. Tinjauan
penyelenggaraan kenegaraan
4. Tinjauan
birokrasi pengambilan keputusan
Berdasarkan tinjauan Makro-sektoral sebuah perekonomian dapat
berstruktur misalnya agraris, industrial, atau niaga tergantung pada sektor
produksi apa yang manjadi tulang punggung perekonomian yang bersangkutan.
Berdasarkan tinjauan keruangan, perekonomian dapat dikatakan
berstruktur. Tergantung pada wilayah tersebut dan teknologinya yang mewarnai
kehidupan perekonomian itu.
Berdasarkan tinjauan penyelenggaraan kenegaraan, menjadi
perekonomian yang etatis, egaliter, atau borjuis. Tergantung siapa atau
kalangan mana yang manjadi peran utama dalam perekonomian yang bersangkutan.
Bisa pula struktur ekonomi dapat dilihat berdasarkan tinjauan birokrasi
pengambil keputusannya. Dengan sudut tinjauan ini, dapat dibedakan antara
struktur yang sentralis dan destanslitis.