Selasa, 08 Mei 2012

PERENCAAN MASALAH DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN


TAHAP – TAHAP PENGAMBILAN KEPUTUSAN

Tahapan proses membeli merupakan sebuah pendekatan penyelesaian yang terdiri atas lima tahap, yaitu:
1. Menganalisa kebutuhan dan keinginan
Penganalisaan kebutuhan dan keinginan ini ditujukan terutama untuk mengetahui adanya kebutuhan dan keinginan yang belum terpenuhi atau terpuaskan. Jika kebutuhan dan keinginan diketahui, maka konsumen atau akan berusaha untuk memenuhinya. Dari
tahap inilah proses pembelian itu dimulai. Kebutuhan dipicu oleh stimuli intern dan
ekstern. Stimuli intern yakni dorongan yang muncul dari diri dalam pribadi pembeli,
sedangkan stimuli ekstern adalah dorongan yang muncul dari pengaruh luar pembeli.
Adanya kebutuhan dan keinginan yang belum terpenuhi tersebut sering diketahui secara
tiba-tiba pada saat konsumen sedang berjalan-jalan ke toko atau berbelanja, melalui
iklan dan kegiatan promosi lainnya, maupun informasi dari orang lain.

2. Pencarian informasi dan penilain sumber-sumber
Setelah tersentuh oleh stimuli tersebut, seorang konsumen akan berusaha mencari
informasi yang sebanyak-banyakiiya tentang produk itu. Informasi itu bisa berasal
bersumber dari pribadi (keluarga, teman, tetangga), sumber komersial (iklan, tenaga
penjual, pedagang perantara dan lain-lain), serta sumber media umum (media massa,
organisasi ranting konsumen) serta sumber pengalaman (penanganan, pemeriksaan,
penggunaan produk). Konsumen yang mulai tergugah niatnya mungkin akan atau tidak mencari informasi lagi. Jika dorongan konsumen kuat dan obyek yang dapat memuaskan kebutuhan ataupun keinginan itu tersedia, konsumen akan akan membeli obyek itu. Tetapi jika tidak, kebutuhan ataupun keinginan itu tinggal mengendap dalam ingatannya.

3. Penilaian dan seleksi terhadap alternatif pembelian
Tahapan ini meliputi dua tahap, yaitu menetapkan tujuan pembelian dan menilai serta mengadakan seleksi terhadap alternatif pembelian berdasarkan tujuan pembeliannya.
Dalam mengidentifikasikan alternatif pembelian ini tidak dapat terpisah dari pengaruh
sumber-sumber yang dimiliki seperti waktu, uang dan informasi yang telah didapat. Atas
dasar tujuan pembelian, altematif-alteniatif yang telah diidentifikasi, dinilai dan diseleksi
menjadi alternatif pembelian yang dapat memenuhi dan memuaskan keinginan maupun
kebutuhannya.

4. Keputusan untuk membeli
Keputusan untuk membeli merupakan proses pembelian yang nyata. Sebagai akibat dari penilaian dan seleksi terhadap alternatif pembelian. Dalam hal ini terbentuklah pilihan
mereka diantara alternatif yang ada. Kotler menjabarkan keputusan ini karena adanya
suatu maksud membeli, yang mana terdapat dua faktor yang mempunyai keputusan
membeli tersebut, dan dapat digambarkan sebagai berikut:
Evaluasi alternatif Niat pembelian Sikap orang lain Situasi tak diinginkan Keputusan
pembelian

5. Perilaku setelah pembelian
Ketika membeli suatu produik, konsumen mengharapkan dampak tertentu dari
pembelian tersebut. Bagaimana harapan-harapan itu terpenuhi, menentukan apakah
konsumen puas atau tidak dengan pembelian tersebut. Perilaku mereka dapat
mempengaruhi penjualan ulang dan juga mempengaruhi respon pembelian tentang
produk tersebut.

TYPE-TYPE MASALAH DAN PEMECAHANNYA

Pengertian masalah adalah hal yang mengandung persoalan yang menghendaki pemecahan. Dictionary of sosiologi and related science, menjelaskan bahwa masalah merupakan situasi yang sukar untuk dipecahkan atau sukar untuk dikuasai atau pertanyaan yang tidak mudah dijawab.
Ensiklopedi administrasi menjelaskan bahwa :
- Masalah (belajar dari pengalaman ) pernah gagal.
- Situasi masalah ada motif tertentu yang menghambat.
- Pemecahan masalah masalah dalam hal ini tingkat kemampuan berfikir harus lebih tinggi dari berfikir yang bersifat rutin.
Berdasar pengertian-pengertian diatas dapat disimpulkan bahawa :
- Masalah timbul karena ada tujuan yang hendak dicapai dan hambatan yang dihadapi.
- Hambatan merupakan berbagai faktor masalah yang kompleks sehingga merupakan situasi yang sukar dipecahkan / tdk mudah dijawab.
- Untuk mendapatkan cara pemecahannya membutuhkan kemampuan yang lebih tinggi dari kemampuan berfikir rutin.
- Cara pemecahannya / jalan keluar harus mampu memerlukan faktor masalah dan menganalisanya untuk mencapai tujuan.
Timbulnya Masalah Secara Organisatoris.
Yang berhubungan dengan tujuan pokok.
Yang berhubungan dengan tugas tambahan / tugas yang dicari.
Yang berhubungan dengan tugas organik. enis Dan Kategori Masalah
Jenis masalah ditinjau dari pemecahannya masalah dibedakan :
- Masalah analitik adalah masalah yang tersedia satu cara pemecahannya.
- Masalah kreatif yaitu masalah yang terbuka untuk berbagai cara pemecahannya.
Kategori Masalah
Masalah dikategorikan menjadi :
- Masalah sederhana yang meliputi tugas organik antara lain Bin Log, Bin Pers, Bin Mat, dll.
- Masalah pelik, yang meliputi tujuan pokok, tugas tambahan, tugas yang dicari antara lain Binter, Pur, Kasus-kasus teritorial, dll.
Cara Pemecahan Masalah
Sifat Pemecahan Masalah
- Rasional adalah pemecahan masalah berdasarkan berbagai masukan yang berlaku dan relevan antara lain tujuan pokok, kebijaksanaan, dasar doktrin, fakta keadaan dan kondisi yang berlaku dan faktor lingkungan yang berpengaruh. Cara pemecahannya yang logis menurut tata cara yang berlaku dan terbuka bagi saran-saran.
- Irrasional adalah pemecahan masalah yang tidak memiliki dasar baik dari masukan, penalaran, prosedur maupun keterbukaan bagi saran.
Bentuk pemecahan masalah
- Kebetulan adalah cara pemecahan masalah didapat dari proses ketidak sengajaan.
- Trial and eror adalah pemecahan masalah yang menyelenggarakan giat aktif bersifat mencoba.
- Spekulasi adalah pemecahan masalah dengan cara bertindak kira-kira / spekulasi.
- Pengalaman / tradisional adalah meneliti pengalaman waktu lalu.
- Intuitif / naluri adalah pemecahan masalah didasarkan perasaan sesaat yang timbul.
- Dagmatis dan otoriter adalah cara pemecahan masalah yang didasarkan atas dagma yang standar dan secara otoriter.
- Ilmiah adalah cara pemecahan masalah secara ilmiah ditandai dengan penggunaan metoda penelitian / penyelidikan guna memperoleh kesimpulan.
Langkah-langkah pemecahanmasalah.
Pemecahan masalah yang pelik, secara ilmiah harus ditempuh lalui suatu proses langkah demi langkah. Teori-teori yang berkenaan langkah-langkah pemecahan masalah antara lain :
- Teori Herman Von Helmhotz
a) Saturation.
Merupakan bahan untuk pecahkan masalah yang dihadapi.
b) Incubation.
Menggolongkan, mengatur, menyusun, dengan menyisihkan data yang tidak diperlukan.
c) Illumination.
Dalam pikiran timbul suatu cara untuk pemecahan masalah, setelah beberapa lama dalam proses pemotongan (incubation).
- Teori Alex Osbern.
a) Orientation.
Merupakan proses perumusan, pembatasan, untuk tentukan inti masalah yang hendak dipecahkan.
b) Preporation.
Merupakan proses pengumpulan data, yang berhubungan dengan inti masalah.
c) Analisa.
Merupakan proses pengujian, penelaahan & pembahasan mendalam terhadap semua data.
d) Ideation.
Merupakan proses penganalisaan untuk temukan percobaan yang digunakan.
e) Incubation.
Merupakan proses kemungkinan percobaan yang ditemukan untuk mendapatkan percobaan yang lengkap & mantap dengan menggunakan hasil analisa.
f) Synthesis.
Merupakan proses penyorotan terhadap kemungkinan percobaan yang akan dipecahkan.
g) Verification.
Merupakan proses terakhir untuk mendapatkan percobaan yang paling tepat.
- Secara ringkas langkah-2 pemecahan masalah disimpulkan sebagai berikut :
a) Rumuskan masalah & cara pendekatannya.
b) Pengumpulan data.
c) Analisa.
d) Pematangan percobaan.
e) Penjabaran percobaan yang terbaik.

GAYA  DAN MODEL PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Pengertian Model Pegambilan Keputusan
Model adalah percontohan yang mengandung unsure yang bersifat penyederhanaan untuk dapat ditiru (jika perlu). Pengambilan keputusan itu sendiri merupakan  suatu proses berurutan yang memerlukan penggunaan model secara cepat dan benar.
Pentingnya model dalam suatu pengambilan keputusan, antara lain sebagai berikut:
·         Untuk mengetahui apakah hubungan yang bersifat tunggal dari unsur-unsur itu ada relevansinya terhadap masalah yang akan dipecahkan diselesaikan itu.
·         Untuk memperjelas (secara eksplisit) mengenai hubungan signifikan diantara unsur-unsur itu.
·         Untuk merumuskan hipotesis mengenai hakikat hubungan-hubungan antar variabel. Hubungan ini biasanya dinyatakan dalam bentuk matematika.
·         Untuk memberikan pengelolaan terhadap pengambilan keputusan.
Model merupakan alat penyederhanaan dan penganalisisan situasi atau system yang kompleks. Jadi dengan model, situasi atau sistem yang kompleks itu dapat disederhanakan tanpa menghilangkan hal-hal yang esensial dengan tujuan memudahkan pemahaman. Pembuatan dan penggunaan model dapat memberikan kerangka pengelolaan dalam pengambilan keputusan.
Dalam analisis pengambilan keputusan ini ternyata semuanya menggunakan model paling tidak secara implisit. Mengenai hal ini Hovey, memberikan contoh mengenai pengecatan gedung sekolah.
1.      Pengecatan gedung sekolah yang kotor dan tidak merata, secara tidak langsung dapat berakibat kurangnya konsentrasi belajar para siswanya.
2.      Pengecatan gedung sekolah yang tidak merata dan kotor pun, secara tidak langsung dapat berakibat kurangnya konsentrasi mengajar para guru sekolah yang bersangkutan.
3.      Begitu pula pengecatan gedung sekolah yang tidak merata dan kotor, akhirnya justru akan menyebabkan sekolah terpaksa mengeluarkan biaya yang lebih banyak lagi.
4.       Pengecatan yang baik dan benar, perlu dilakukkan dengan perubahan warna setiap dua tahun sekali. Pengecatan dengan cara demikian itu akan meningkatkan konsentrasi belajar para siswa dan mengajar para guru sekolah yang bersangkutan.
5.      Pengecatan gedung sekolah itu ada dalam keadaan baik dan tepat, apabila dilakukan setiap dua tahun sekali.
Dari uraian tersebut, empat butir pertama masing-masing mendasarkan diri pada model yang berbeda, tetapi secara implisit menunjukkan adanya hubungan antara pengecatan dan pendidikan atau pelaksanaan pendidikan. Model kelima merupakan praktik pengecatan itu sendiri (sebaiknya dilakukan dua tahun sekali).
Berdasarkan pendekatan ilmu manajemen untuk memecahkan masalah digunakan model matematika dalam menyajikan system menjadi lebih sederhana dan lebih mudah dipahaminya. Pada umumnya model itu memberikan sarana abstrak untuk membantu komunikasi. Bahasa itu sendiri merupakan proses abstraksi, sedangkan matematika merupakan bahasa simbolik khusus.
Klasifikasi Model Pengambilan Keputusan
Mengingat begitu banyaknya cara untuk mengadakan klasifikasi model, dibawah ini disampaikan beberapa klasifikasi saja. Klasifikasi model dapat dilakukan berdasarkan sebagai berikut:
1.      Tujuannya : model latihan, model penelitian, model keputusan, model perencanaan, dan lain sebagainya. Pengertian tujuan disini adalah dalam arti purpose.
2.      Bidang penerapannya (field of application) : model tentang transportasi, model tentang persediaan barang, model tentang pendidikan, model tentang kesehatan, dan sebagainya.
3.      Tingkatannya (level) : model tingkat manajemen kantor, tingkat kebijakan nasional, kebijakan regional, kebijakan local, dan sebagainya.
4.      Ciri waktunya (time character) : model statis dan model dinamis.
5.      Bentuknya (form) : model dua sisi, satu sisi, tiga dimensi, model konflik, model non konflik, dan sebagainya.
6.      Pengembangan analitik (analytic development) : tingkat dimana matematika perlu digunakan; lain-lain.
7.      Kompleksitas (complexity) : model sangat terinci, model sederhana, model global, model keseluruhan, dan lain-lain.
8.      Formalisasi (formalization) : model mengenai tingkat dimana interaksi itu telah direncanakan dan hasilnya sudah dapat diramalkan, namun secara formal perlu dibicarakan juga.
      Quade membedakan model ke dalam dua tipe, yakni model kuantitatif dan model kualitatif.
1.      Model kuantitatif
Model kuantitatif (dalam hal ini adalah model matematika) adalah serangkaian asumsi yang tepat yang dinyatakan dalam serangkaian hubungan matematis yang pasti. Ini dapat berupa persamaan, atau analisis lainnya, atau merupakan instruksi bagi computer, yang berupa program-program untuk computer. Adapun ciri-ciri pokok model ini ditetapkan secara lengkap melalui asumsi-asumsi, dan kesimpulan berupa konsekuensi logis dari asumsi-asumsi tanpa menggunakan pertimbangan atau intuisi mengenai proses dunia nyata (praktik) atau permasalahan yang dibuat model untuk pemecahannya.
2.      Model kualitatif
Model kualitatif didasarkan atas asumsi-asumsi yang ketepatannya agak kurang jika dibandingkan dengan model kuantitatif dan ciri-cirinya digambarkan melalui kombinasi dari deduksi-deduksi asumsi-asumsi tersebut dan dengan pertimbangan yang lebih bersifat subjektif mengenai proses atau masalah yang pemecahannya dibuatkan model.
Gullet dan Hicks memberikan beberapa klasifikasi model pengambilan keputusan yang kerapkali digunakan untuk memecahkan masalah seperti itu (yang hasilnya kurang diketahui dengan pasti).



PERENCANAAN STRATEGIS

JENIS-JENIS PERENCANAAN

·         PERENCAAN STRATEGIS
Perencanaan yang menyangkut penentuan tujuan dan kebijakan umum yang berjangka panjang berdasarkan analisis internal dan eksternal . Disebut juga Corporate Plan Doing the Right Things (menurut Cunningham).
·         PERENCANAAN OPERASIONAL
Perencanaan yang menyangkut penentuan target dan sasaran yang meliputi rencana kerja dan anggaran. Disebut juga Rencana Kerja dan Anggaran . Doing Things Right (menurut Cunningham).
·         PERENCANAAN SPESIFIK
Perencanaan yang telah ditentukan secara jelas baik sasaran, jadual, prosedur kegiatan, dan alokasi anggaran.
·         PERENCAAN PENGARAHAN
Perencanaan yang hanya memberikan kebijakan umum dan tidak menentukan sasaran, program atau anggaran secara khusus.

PROSES PENYUSUN PERENCAAN
·         PROSES PERENCANAAN STRATEGIS
1.      Kenali Nilai, Misi, dan Tujuan Organisasi Investigasi.
2.      Kekuatan dan kelemahan organisasi Investigasi.
3.      Peluang dan ancaman lingkungan (sistem lain).
4.      Lakukan analisis Strategi, meliputi:
·         Kenali Core business Organisasi
·         Apa kebutuhan Stakeholder
·         Keunggulan kompetitif yang dimiliki
·         Apakah perlu mendapatkan sumber-sumber baru? Atau mengembangkan dari dalam?
5.      Pelaksanaan Strategis
6.      Evaluasi .


EFEKTIFITAS PERENCANAAN

Salah satu persoalan mendasar kehidupan bernegara dalam proses
penyelenggaran pemerintah baik di tingkat pusat mupun daerah adalah bagaimana
membangun atau menciptakan mekanisme pemerintahan yang dapat mengemban
misinya untuk mewujudkan raison de’etre pemerintahan yaitu menyejahterakan
masyarakat secara berkeadilan.
Untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat tersebut, pemerintah harus
melaksanakan pembangunan. Selain untuk memelihara keabsahannya (legitimasi),
pemerintah juga akan dapat membawa kemajuan bagi masyarakatnya sesuai
dengan perkembangan jaman.
Terdapat dua hal yang harus dilaksanakan oleh pemerintah;
pertama :
perlu aspiratif terhadap aspirasi-aspirasi yang disampaikan oleh masyarakatnya,
dan perku sensitive terhadap kebutuhan rakyatnya. Pemerintah perlu mengetahui
apa yang dibutuhkan oleh rakyatnya serta mau mendengarkan apa kemauannya.
Kedua :
pemerintah perlu melibatkan segenap kemauan dan kemampuan yang
dimiliki oleh masyarakat dalam melaksanakan pembangunan. Dengan kata lain
pemerintah perlu menempatkan rakyat sebagai subjek pembangunan, bukan hanya
sebagai objek pembangunan.
Keberhasilan pelaksanaan pembangunan masyarakat (Community
development) sangat bergantung kepada peranan pemerintah dan masyarakatnya.
Keduanya harus mampu menciptakan sinegri. Tanpa melibatkan masyarakat,
pemerintah tidak akan dapat mencapai hasil pembangunan secara optimal.
Pembangunan hanya akan melahirka produk-produk baru yang kurang berarti bagi
masyarakatnya, tidak sesuai dengan kebutuhan masyaratnya. Demikian pula
sebaliknya, tanpa peran yang optimal dari pemerintah, pembangunan akan
berjalan secara tidak teratur dan tidak terarah, yang pada akhirnya akan
menimbulkan permasalahan baru.
Selain memerlukan keterlibatan masyarakat, pembangunan juga
membutuhkan strategi yang tepat agar dapat lebih efisien dari segi pembiayaan
dan efektif dari segi hasil. Pemilihan strategi pembangunan ini penting karena
akan menentukan dimana peran pemerintah dan dimana peran masyarakat,
sehingga kedua pihak mampu berperan secara optimal dan sinergis.
Selain dengan amanat yang diemban dalam UU No. 22 / 1999,
perencanaan pembangunan dan pelaksanaannya harus berorientasi ke bawah dan
melibatkan masyarakat luas, melalui pemberian wewenang perencanaan dan
pelaksanaan pembangunan di tingkat daerah. Dengan cara ini pemerintah makin
mampu menyerap aspirasi masyarakat banyak, sehingga pembangunan yang dilaksanakan dapat memberdayakan dan memenuhi kebutuhan rakyat banyak.




EVOLUSI TEORI MANAJEMEN


SEJARAH MANAJEMEN DAN PERKEMBANGANNYA

Manajemen sebenarnya sama usianya dengan kehidupan manusia, mengapa demikian karena pada dasarnya manusia dalam kehidupan sehari-harinya tidak bisa terlepas dari prinsip-prinsip manajemen, baik langsung maupun tidak langsung, baik di sadari ataupun tidak disadari. Ilmu manajemen ilmiah timbul pada sekitar awal abad ke 20 di benua Eropa barat dan Amerika. Dimana di negara-negara tersebut sedang dilanda revolusi yang dikenal dengan nama revolusi industri. Yaitu perubahan-berubahan dalam pengelolaan produksi yang efektif dan efisien.
Hal ini dikarenakan masyarakat sudah semakin maju dan kebutuhan manusia sudah semakin banyak dan beragama sejenisnya. Sekarang timbul suatu pertanyaan “siapa sajakah yang sebenarnya memakai manajemen “ apakah hanya digunakan di perusahaan saja atau apakah di pemerintahan saja. Manajemen diperlukan dalam segala bidang. Bentuk dan organisasi serta tipe kegiatan. Dimana orang-orang saling bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan.
Perkembangan teori menajemen terjadi saat ini adalah sangatlah pesat. Oleh karena itu , kita harus mempelajari tentang manajemen mengenai sasaran,dan bagaimana proses perkembangan teori teori manajemen dan prinsip prinsip manajemen itu sendiri.
Ada terdapat aliran-aliran pemikir tentang manajemen, sebagai berikut :
A. Aliran klasik ( yang akan di bagi menjadi dua aliran , menejemen ilmiah dan teori organisasi klasik )
B. Aliran hubungan manusiawi ( sering disebut aliran Neoklasik)
C. Aliran menejemen modern
         
A. Aliran Klasik
Sebelum sejarah yang disebut  zaman manajemen ilmiah muncul , telah menjadi revolusi industry pada abad ke 19 , yang menyebabkan meningkatnya kebutuhan akan suatu pendekatan manajemen yang sistematik. Dan kemudian dibahas dalam teori-teori dan prinsip-prinsip manajemen dan di uraikan oleh para tokoh dan gagasan mereka.

Perkembangan awal teori  manajemen
            
Ada dua tokoh manajemen ,yang mengawali munculnya manajemen ilmiah, yang akan dibahas disini, yaitu: Robert Owen dan Charles Babbage .

 Robert Owen ( 1771-1858)
Pada permulaan tahun 1800 an : Robert Owen , seorang manajer beberapa pabrik pemintalan kapas di New Lanark Skotlandia.Menekankan penting unsur manusia dalam produksi. Dia membuat perbaikan - perbaikan dalam kondisi kerja , seperti pengurangan hari kerja standar,pembatasan anak-anak dibawah umur yang bekerja,membagun perumahan yang lebih baik bagi karayawan  dan mengoperasikan toko perusahaan yang menjual barang-barang dengan murah.
  Table 3.1.:  Sejarah Perkembangan Teori  Manajemen

Periode Waktu
Aliran Manajemen
Kontributor
1870-1930
Manajemen Ilmiah
Fedrick w taylor
Frank dan Lilian Gilbreth
Henry Gannt
Harington
Emerson
1900-1940
Teori Organisasi Klasik
Henti Fayol
Jame J Mooney
1930-1940
Hubungan manusiawi
Hawthorne Studies
Eltion Mayo
Fritz Roenhlisberger
Hugo Monsterberg
1940- Sekarang
Manajemen Modern
Abraham Maslow Chris Argyris, Douglas Mcgregor, Edgar schien, David Mcclelend, Robert Blake dan Jane Mauton , Ernest Dale, Peter Drucker dan sebagai nya, serta ahli - ahli operation research( Management science)

Charles Babbage  (1792-1871 )
Charles Babbge,seorang profeaor matematika dari inggris,mencurahkan banyak wktunya untuk membuat operasi-operasi pabrik menjadi lebih efisien.Babbge adalah pengajur pertama prinsip pembagian kerja melalui spesifikasinya.

PENDEKATAN MANAJEMEN MODERN



ALIRAN MANAJEMEN MODERN
Masa manajemen modern berkembang melalui dua jalur yang berbeda.Jalur pertama merupakan pengembangan dari aliran hubungan manusiawi yang dikenal sebagai prilaku organisasi, dan yang lain dibangun atas dasar manajemen ilmiah,dikenal sbg aliran kuantitatif (operation research dan management science atau manajemen operasi )

PRILAKU ORGANISASI
Perkembangan aliran prilaku organisasi ditandai dengan pandangan dan pendapat baru tentang prilaku manusia dan sistem sosial.Toko-toko aliran ini antara lain :
1.  Abraham Maslow,yang mengemukakan adanya “hirarki kebutuhan“dalam penjelasannya tentang prilaku manusia dan dinamimika motivasi.
2.  Douglas McGregor dengn teori X dan teori Y nya.
3.  Frederick Herzberg yang menguraikan teori motivasi higienis atau teori dua faktor.
4.  Robert Blake dan Jane Mouton yang membahas lima gaya kepemimpinan dengan kisi-kisi manejerial (managerial grid).
5.  Rensis Likert yang telah mengidentifikasi dan melakukan penelitian secara extensive mengenai empat sistem manajemen, dari system 1 :exploitif-otoriatif sampai system 4: partisipatif kelompok.
6.  Fred Fiedler yang menyarankan pendekatan contingency pada studi kepemimpinan
7.  Chris Argyris yang memandang organisasi sebagai sistem social atau sistem antar hubungan budaya.
8.  Edgar Schein yang banyak meneliti dinamika kelompok dalam organisasi, dan lain-lainnya.
Ada beberap prinsip dasar penting yang disimpulkan dari pendapat para tokoh- tokoh manajemen modern, yaitu sebagai berikut :
1.    Manajemen tidak dapat dipandang sebagai suatu teknik secara ketat (peranan, prosedur, prinsip)
2.    Manajemen harus sistematik dan pendekatan yang digunakan harus dengan pertimbangan secara hati hati.
3.    Organisasi sebagai keseluruhan dan pendekatan menejer individual untuk pengawasan sesuai dengan situasi.
4.    Pendekatan motivasional yang menghasilkan komitmen pekerja terhadap tujuan organisasi sangat dibutuhkan.

ALIRAN KUANTITATIF
Aliran kuantitatif ditandai dengan berkembangnya team-team riset operasi (operations research) dalam pemecahan masalah-masalah industri, yang didasarkan atas sukses team-team riset operasi inggris dalam perang dunia ke II. Rist operasi kemudian diformalisasikan dan disebut aliran management science yang berfungsi untuk penganggaran modal , manajemen aliran kas , scheduling produksi , pengembangan strategi produksi , perencanaan pengembangan sumber daya manusia, penjagaan tingkat persedian yang optimaldan sebagainya
Langkah-langkah pendekatan management science biasanya sebagai berikut:
1.  Perumusan masalah.
2.  Penyusunan suatu model matematis.
3.  Mendapatkan penyelesaian dari model.
4.  Pengujian model dan hasil yang didapatkan dari model.
5.  Penetapan pengawasan atas hasil-hasil.
6.  Pelaksanaan hasil dalam kegiatan-implementasi.

PENDEKATAN SISTEM
Pendekatan sistem pada manajemen bermaksud untuk memandang organisasi sebagai suatu kesatuan, yang terdiri dari bagian-bagian yang saling berhubungan. Pendekatan system member manajer cara memandang organisasi sebagai suatu keseluruhan dan sebagai bagian dari lingkungan eksternal yang lebih luas. Sistem pendekatan adalah sangat mendasar sehingga segala sesuatu adalah saling berhubungan tau saling tergantung. Suatu sistem terdiri dari elemen elemen yang saling tergangtung dan saling berhubungan dan bila elemen tersebut berinteraksi maka membentuk suatu kesatuan yang menyeluruh.